Pabrik Sayuran di Jepang / Japan’s Vegetable Factory

Posted by ^DiLoG^ on Tuesday, June 9, 2009

  Berlangganan  Follow My Twitter  Add to Technorati Favorites

Mungkin jika anda pernah berkunjung ke lahan pertanian, anda pasti akan melihat tanah yang begitu luas yang ditumbuhi oleh beraneka macam tumbuhan dan sayuran. Lahan tanah yang sedikit basah dan kotor serta telah tercemari oleh pupuk dan pestisida.

 

Tetapi mungkin anda akan melihat hal ini akan berubah untuk beberapa tahun yang akan datang. Kenyataannya, sekarang beberapa petani di negara Jepang, tidak lagi menanam sayuran di atas tanah, dibawah langit layaknya beberapa petani konvensional di negara-negara lain seperti Indonesia.

 

lettuce-factory (Para Petani di dalam Pabrik Sayuran)

 

Industri makanan di Jepang, menerapkan cocok tanam model baru yang disebut Pabrik Sayuran. Tindakan ini dilakukan untuk menanggapi skandal yang muncul karena adanya pupuk pestisida berbahaya yang di impor dari China.

 

veg-factory (Petani sedang Memeriksa kualitas Tanaman)

 

Di dalam pabrik sayuran ini, para petani jepang diharuskan memakai baju pelindung, sarung tangan, penutup hidung agar dapat memasuki pabrik dengan kondisi alam buatan. Kelembaban, tempratur, pencahayaan serta faktor-faktor yang lainnya sepenuhnya diatur, dan tanaman sayuran tumbuh dengan nutrisi yang lebih baik daripada tanah. Menteri pertanian Jepang mengharapkan akan ada 150 pabrik sayuran dalam 3 tahun yang akan datang.

 

Adapun keunggulan yang dimiliki oleh pabrik sayuran yaitu :

  1. Hasil dapat dipanen lebih cepat dan lebih banyak, misalkan sayuran sawi organik dapat dipanen 20 kali dalam setahun, lebih banyak daripada dipanen 2 atau 3 kali setahun dengan cara bercocok tanam biasa.
  2. Ketika akan dijual dan dimasukkan kedalam kemasan, tidak perlu di cuci.
  3. Lebih tahan lama di lemari pendingin, karena hanya memiliki sedikit kuman dari tempat mereka tumbuh.

Luar Biasa teknologi pertanian yang diterapkan oleh pemerintah jepang. Semoga ini juga dapat ditiru dan dilaksanakan oleh bangsa kita terutama mahasiswa pertanian sehingga dapat memberikan penyuluhan kepada petani. Makanan sehat untuk bangsa kita.

 

English :

There was a time when buying vegetables directly from a farmer might leave you with traces of cow manure on your shoes. But those days are long gone. Visit a farm now, and what clings to your heels is more likely to be a combination of fertilizers, pesticides, and maybe a little actual dirt.

 

But even that state of affairs could be in for a change. In fact, for some Japanese, the days of eating vegetables grown in the ground, under an open sky, are already coming to an end.

 

Reacting to a scandal caused by the importation of pesticide-tainted dumplings from China, the Japanese food industry has set its sights on a new type of agriculture facility, the “vegetable factory.”

 

In vegetable factories, “farmers” in dustproof suits, gloves, and surgical masks raise produce under completely artificial conditions. Humidity, temperature, light, and other factors are carefully controlled, and the plants grow in a solution of nutrients rather than soil.Japan’s agriculture ministry hopes to have as many as 150 vegetable factories running within the next three years.

 

The benefits of the system are obvious. Imagine being able to harvest “organic” lettuce 20 times a year rather than two or three. Imagine packaging and selling vegetables that need no washing, and that will last for three weeks in the fridge because there were so few germs in their growing environment.

 

 Add to Google Reader or HomepageAdd to My AOLSubscribe in BloglinesKampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia

 

{ 6 comments... read them below or add one }

denny said...

Jepang emang selangkah lebih maju dari negara kita. Tapi kita belum perlu seperti itu kayaknya, soalnya kita masih punya lahan yang sangat luas ...:))

Aku said...

Teknologi di jepang memang dasyat chuy, pertanian aja bgtu... Cb dung di indonesia ky gt....
Nice post sob ;)

Anonymous said...

teknologi sih bisa diatur coy... tapi yg terpenting harga jualnya jadi masuk akal gak??? kalo harga cocok dan banyak peminatnya, teknologi bisa dibeli.

numalasari said...

bagus y cara nya...

saya suka bgt...

Anonymous said...

This is nothing but sets of interlocking metal bands buy pandoraand the bride must arrange it in order to form a single ring out of it. Traditionally men wryly give this type of ring as a test of their womens monogamy. With the time passing this ritual has been obsolete any intellectual women can solve the ring puzzle pandora bracelets ukwith little bit of practice and little effort.In North America we got to see a different picture. In North America and in European countries it is seen that women wear two different rings cheap pandora braceletson the same finger. Those are a plain wedding band and an engagement ring.They buy such rings as a pair of bands designed to fit together.pandora bracelets saleAnd moreover it is also seen that women who are married for a long time wears three rings on their finger, from hand to tip of finger.

Didik purwianto said...

bagaimana caranya pemberian nutrisi pencahayaan dan penanggulangan hama..?

Post a Comment